Kamis, 10 Maret 2016

Mari Kita Belajar Seks Dengan Benar

loading...
Kita semua tentunya memiliki keprihatinan tersendiri terhadap perilaku seksual dan masalah seks yang saat ini harus kita hadapi bersama. Khawatir akan masa depan dan tak sedikit juga yang menjadi paranoid sendiri akibat tidak adanya lagi kepercayaan dan keyakinan atas masa depan. Semuanya kelihatan buram, semakin kelam dan kelabu. Terlalu banyak fakta dan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri ataupun dihindari, sehingga kita pun larut tenggelam di dalamnya dan merasa tak lagi berdaya.

Kita juga sudah muak dengan doktrin dan kata-kata manis ataupun petuah-petuah yang ada. Semua itu sudah seperti hanya bualan dan kepalsuan belaka. Mereka yang kita anggap baik dan “suci” pun ternyata terbukti melakukan banyak perbuatan kotor yang jauh dari kebaikan. Dusta dan kemunafikan kian merajalela. Lain di mulut lain diperbuatan, apa yang ditutupi dan apa yang dibuka sudah tidak konsisten. Entah siapa lagi yang patut dipercaya dan diyakini?! Siapa juga yang bisa menjadi panutan dan contoh?!


Apa yang kita pikirkan itu, bukan hanya dipikirkan oleh generasi yang lebih tua saja, tetapi juga oleh generasi muda saat ini. Semua kemuakan, ketidakyakinan, dan ketidakpercayaan itu ada di dalam diri mereka. Jangan heran bila mereka tidak lagi mau “mendengar” karena mereka juga bisa melihat, mendengar, dan merasakan apa yang terjadi. Dusta dan kemunafikan ada di mana-mana. Mereka diajarkan untuk jujur dan tidak munafik, tetapi mereka tidaklah sepolos dan sebodoh itu. Mereka bisa dengan mudahnya menunjuk jari dan memberi contoh.

Jika pun generasi muda kita sekarang cenderung manja, maunya serba instan, dan terjerumus dalam industri, komersialisasi yang ujung-ujungnya selalu urusan duit, ya, jangan langsung salahkan mereka. Mereka belajar dan mencontoh dari generasi-generasi sebelumnya, kok! Siapa yang mengajarkan mereka dan mendidik mereka untuk menjadi “komersil” dan selalu berpikir tentang uang?! Seolah uang itu segalanya meski diajarkan bahwa uang itu bukanlah “dewa”, sehingga itulah yang mereka yakini. Bahkan harga diri saja bisa dinilai oleh uang, kan?! Siapa tuh yang memberi contoh?!

Soal percaya diri?! Wah itu yang paling parah! Kompetisi eksistensi di mana-mana saja sudah memberi contoh betapa rendahnya rasa percaya diri. Kualitas yang tidak dipentingkan, menunjukkan lemahnya rasa percaya diri. Belum lagi didikan dan ajaran yang selalu membandingkan dengan orang lain. Begitu juga dengan petunjuk dan arahan agar selalu bisa “menjadi” umum dan kebanyakan, dengan berbagai alasannya. Keistimewaan pribadi masing-masing dihilangkan dan tidak dibantu untuk “diangkat”, malah kalau ada yang berani, lantas dimaki-maki, dihina, atau dicela dan dianggap aneh dan gila. Bagaimana mau percaya diri bila tak memiliki kepribadian dan jati diri?!

Semua ini berhubungan erat dengan perilaku seksual remaja pada saat ini. Mereka tidak mendapatkan pendidikan seks yang benar, dan mereka belajar serta mencontoh dari apa yang ada dan sudah ada. Mereka diajarkan hanya urusan penyakit, salah, dosa, dan tabunya saja sementara mereka melihat dan mencontoh pengabaian atas semua itu oleh generasi sebelumnya dan masyarakat serta lingkungannya. Wajar bila kemudian mereka berontak dan berpikir pendek, “Bagaimana nanti saja!”. Jika dimarahi pun, mereka bisa memberikan banyak contoh yang kita sendiri tak bisa pungkiri. Lantas, bagaimana, dong?! Apa harus balik marah?!

Jadi, janganlah ambil jalan pintas dan membuat kesimpulan dengan mudah di dalam mengatasi masalah seksual ini. Tak usah banyak beralasan dan mencari pembenaran. Bercermin saja dulu, apakah kita sendiri sudah tahu tentang seks yang benar? Sudahkah kita menempatkan seks sebagai subjek dan tidak melecehkannya menjadi objek seputar kepornoan, ketabuan, ranjang, dan selangkangan saja?! Sudahkah kita sendiri jujur dan tidak munafik sehingga bisa menjadi contoh yang baik?

Bukankah belajar juga merupakan amanah penting yang sepatutnya dijalani dan dilakukan tanpa henti?! Mengapa terlalu angkuh untuk mau melakukannya?! Inginkah masa depan menjadi lebih baik?! Inginkah kita melihat anak cucu kita memilki kehidupan yang indah dan bahagia?! Bila ya, belajarlah dan berikanlah contoh! Ajarkan yang benar dan didiklah dengan cara yang benar.
loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Terima Kasih

Pengikut